"Tiga bulan kami tidak makan, kini kami makan," kata Hasan Ali, salah seorang pengungsi, sambil terisak saat diberikan dua piring berisi penuh nasi oleh warga Aceh, Rabu (20/5).
Hasan bersama lebih dari 300 warga Rohingya dan Bangladesh lainnya diselamatkan oleh warga Desa Simpang Lhee, Julok, Aceh Timur Rabu (20/5) dini hari. Mereka kemudian ditempatkan di meunasah, diberi pakaian, mandi dan makan sepuasnya, dari hasil swadaya masyarakat setempat.
Ada ribuan warga Rohingya yang kini ditampung di beberapa lokasi di Aceh. Sebagian tiba pekan lalu saat kapal mereka mencapai pantai Lhokseumawe dan Langsa.
Kehidupan yang sulit juga membuat Muslim Rohingya kian dekat dengan Allah SWT. Di saat keadaan nestapa, mereka tidak lupa beribadah di penampungan. Salah satu permintaan mereka pada para relawan pemberi bantuan adalah mushaf Al-Quran.
"Mereka minta dibawakan mushaf Al-Quran, sarung, sajadah dan peci. Mereka mengatakan tidak biasa shalat tanpa penutup kepala. Sedangkan para wanitanya minta dibawakan mukena," ujar Nurhuda, salah seorang relawan, kepada CNN Indonesia.
Menurut Nurhuda, banyak pemuda Rohingya yang melarikan diri dari kekerasan di Myanmar ini adalah santri pesantren. Ketika diberikan mushaf, mulut mereka langsung merapal ayat-ayat suci di dalamnya. "Begitu dapat mushaf mereka langsung membacanya," ujar Nurhuda.
Saat ini ada sekitar 800 pengungsi Rohingya dan Bangladesh di penampungan Kuala Langsa. Mereka terkatung berbulan-bulan setelah ditipu oleh pemilik kapal asal Thailand yang berjanji membawa mereka ke Malaysia dan terdampar di beberapa kabupaten di Aceh, termasuk Kuala Langsa dan Aceh Utara.
Motivasi warga Bangladesh dan Rohingya berbeda. Pengungsi Bangladesh lari dari kemiskinan dan ingin pergi ke Malaysia untuk mencari kerja, sementara warga Rohingya yang Muslim lari dari konflik etnis dan agama di Myanmar dan pergi ke negara manapun yang aman dari ancaman penyiksaan dan pembunuhan.
Beberapa warga Rohingya mengalami luka-luka akibat penyiksaan oleh penjaga kapal dan konflik dengan warga Bangladesh di dalamnya. "Ada yang hampir putus tangannya," kata Nurhuda.
Kementerian Luar Negeri Indonesia mencatat ada 1.346 imigran dari Rohingya dan Bangladesh di Aceh, belum termasuk mereka yang baru tiba.
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan, Kemenlu saat ini masih menunggu hasil verifikasi yang dilakukan badan pengungsi PBB (UNHCR) dan IOM soal status imigran tersebut. Jumlah imigran di Indonesia yang saat ini menunggu resettlement telah mendekati angka 12 ribu jiwa.
Usai pertemuan tiga negara yang dilangsungkan di Malaysia pada Rabu (20/5), Malaysia dan Indonesia sepakat menawarkan tempat penampungan sementara kepada imigran Myanmar dan Bangladesh yang masih terkatung-katung di lautan lepas yang diperkirakan berjumlah sekitar 7.000 orang. Meskipun demikan, kedua negara juga menegaskan tidak akan menampung lebih banyak lagi imigran.
Pemerintah Thailand menyatakan tidak akan mengembalikan imigran yang terdampar di perairan Thailand ke tengah laut. (CNN/Antara).
Baca Juga: Indahnya Ukhuwah, Muslim Aceh Rangkul Muslim Rohingya
You're reading Pengungsi Rohingya Menangis Melihat Nasi & Minta Dibawakan Al-Quran. Please share...!
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »
0 Response to "Pengungsi Rohingya Menangis Melihat Nasi & Minta Dibawakan Al-Quran"